God is not on the side of the biggest batalions, but of the best shots ( Voltaire )
Malam ini kita akan belajar sedikit tentang Sniper. Istilah ini dikenal tahun 1842, yang ditemukan dalam surat menyurat seorang prajurit Inggris di India. Kata 'to snipe' berasal daru burung Snipe, seekor burung kecil yang banyak ditemukan di rawa Inggris dan Skotlandia. burung ini terkenal sangat gesit dan lincah serta susah untuk diburu.
Dalam militer, seorang sniper adalah anggota infanteri elit yang dilatih secara khusus. Inilah yang membedakan mereka dengan pasukan infanteri biasa, Sniper bertugas membunuh sasaran dalam jarak jauh yang tersembunyi. Rekor yang pernah tercatat adalah Kopral Rob Furlong dari Kanada yang dapat membunuh sasarannya dalam operasi Anaconda di Afganistan bulan Maret 2002 dari jarak 2430 meter dengan senapan McMilan TAC-50 kaliber . 5 0 (12,7 mm).
Sniper yang melakukan misi yang di hutan belantara dilengkapi dengan cat dan pakaian kamuflase (ghillie suit). Hal ini dilakukan agar mereka dapat menyatu dengan lingkungannya. Sniper juga sering bertugas dalam misi pengintaian (reconaissance). Dan fungsi utama sniper dalam pertempuran sebenarnya adalah untuk menjatuhkan mental dam kemampuan bertempur lawan. Serangan psikologis ini misalnya pada pertarungan Jerman dan Uni Soviet yang saling mengklaim mempunyai sniper terbaik demi untuk menjajah psikis musuh. Serangan psikologis yang lain adalah dengan membunuh para perwira, ketika perwiranya terbunuh mereka mengalami disorganisasi dan tercerai berai. Oleh karenanya banyak perang meminta para perwiranya untuk memakai sragam militer lengkap dengan pangkat! "mudah saja membedakan perwira dan pasukan, kami biasa menembak mereka yang berkumis", kata seorang sniper Jerman.
Seorang sniper menjadi musuh paling dicari, mereka yang tercium gelagatnya akan tertangkap biasanya membuang segala perlengkapannya. Harga diri menjadi sesuatu yang sangat mahal. Bahkan dalam PD II sniper biasanya membawa pistol, bukan untuk mempertahankan diri, tapi untuk bunuh diri jika mereka tertangkap hidup-hidup.Tidak hanya laki-laki yang dituntut mempunyai harga diri tinggi seperti ini. Dari 50.000 sniper Uni Soviet, 2000 diantaranya adalah perempuan. Sebut saja prajurit Maria Polivanona dan rekannya Natalya Kovshova. Ketika tentara Jerman mengepung mereka, mereka berpelukan dan menggenggam granat, saat tentara Jerman mendekat, mereka meledakkan granat dan membunuh semua orang dalam radius ledakan.
Seorang sniper biasanya melakukan aksinya dengan "one shot one kill", oleh karenanya aksinya biasanya disertai oleh "spotter" yang bertugas mengamati lingkungan sekitar atau membuat kalkulasi jarak sasaran, arah kecepatan angin, sudut tembakan dll. Dan dua orang ini dapat bertukar peran jika diperlukan.
Di beberapa negara taktik memburu Sniper disebut "Countersniping", yakni dengan mengirim seorang sniper sebagai lawan tanding "it takes a thief to catch a thief". Seorang perwira Jerman pernah menghitung rata-rata seorang sniper untuk membidik dan menembak sasarnnya haya 3 detik!! Adalah Hesketh Prichart yang pada Agustus membentuk sekolah sniper 1st Army, statistik korban turun daru 5 orang per pekan per batalion menjadi 45 orang dalam 3 bulan dari 60 batalion, atau kurang lebih nyawa 3500 prajurit Inggris berhasil diselamatkan.
Jerman adalah negara dengan reputasi sniper terbaik saat PD I, Reichsfuther Heinrich Himmler adalah pemimpin pasukan elit Nazi Jerman Waffen-SS yang ingin menghidupkan lagi sniper di jerman. Saat PD II Jerman telah mampu memproduksi teleskop berkekuatan 6x yang memungkinkan penembak membidik dengan jarak 800m!
Simo Hayha biasa dijuluki dengan " white death " adalah sniper paling legendaris, dengan catatan 542 korban (confirmed kill) -rata-rata 5 orang per hari-dengan senapan Mosin-Nagant M/28 dan beberapa ratus orang dengan Suomi M-31. Hebatnya Simo tak pernah menggunakan teleskop pembidik, ia hanya menggunakan pembidik besi (iron sight) standart biasa, dengan senjata ini ia dapat menghabisi sasaran dari jarak 400m. Perang paling brutal antar Snaper adalah Mayor Erwin Konig (Jerman) dan Vasily Zaitsev (Uni Soviet) dengan korban 30 juta orang!
Berbicara mengenai snaper, tak bisa dilepaskan dari strategi pula, pelajaran dari tentara Uni Soviet adalah ketika matahari terbenam, jangan menghadap ke arah barat, ini sama saja dengan bunuh diri, karena pantulan sinar teleskop dan posisinya segera ketahuan! Taktik yang sering digunakan adalah hit and run, setelah melepas serentetan tembakan, mereka akan mundur ke posisi baru dan menunggu kedatangan pasukan sekutu. Satu lagi taktik counter-sniper adalah dengan memancing tindakan musuh, dengan sebatang kayu yang diberi helm, sementara yang lainnya mengamati dengan teliti asal tembakan. Kapten Clifford Shore dari Inggris mencatat bahwa cara ini termasuk cara paling efektif.
Tahun 1944 Jerman mulai menggunakan teknik The Silent Killer, peredam dikembangkan dengan peluru subsonik kaliber 7,92 mm yang menjadikan suara tembakan nyaris tak terdengar, tapi penetrasi peluru jadi kecil ketika meninggalkan laras (muzzle velocity) lebih rendah. Namun senjata ini tak banyak digunakan karena jarak efektifnya hanya 160 meter saja.
Selama Blitzkerg Jerman yang sangat cepat dan mengejutkan, pihak sekutu menyadari sangat penting lain dari sniper yang dikerahkan dalam perang. Bukan hanya untuk membunuh musuh sebanyak-banyaknyam seorang sniper juga harus bisa berperan sebagai pengumpul intelejen yang sangat berguna. Mereka bisa mengidentifikasi sasaran yang bernilai tinggi dari pihak musuh, dan juga menjadi sistem pengintaian dini.
Ketika perang akhirnya pecah, sniper-sniper inggris yang terlatih ditempatkan untuk memperkuat pertahanan Norwegia dan sebagian yang lain melindungi evakuasi massal pasukan Inggris-Perancis.
Sniper Amerika hanya menerima latihan menembak jitu saja, sehingga mereka lebih ‘miskin’ dalam hal kemampuan,pengalaman, taktik, bahkan nyaris tidak pernah berlatih bagaimana berinteraksi dengan alam sekitar.Secara keseluruhan, Amerika harus membayar mahal karena kurangnya kualitas sniper-sniper mereka.
Dan hal itu menyebabkan kesulitan pihak Amerika saat melawan Jepang saat Perang Dunia II di Front Pasifik. Sehingga mereka harus menembakkan banyak peluru dan mengerahkan banyak prajurit untuk membunuh beberapa sniper Jepang yang sedang bersembunyi di antara pepohonan di hutan.
Judul Buku : Sniper Sejarah, Perkembangan, dan Perannya dalam PD II
Pengarang :
Daud Darmawan
Penerbit :
InterpreBook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar